Thursday, December 29, 2011

Petugas RS Daerah Jember Irit Senyum, DPRD Protes


Rabu, 21 September 2011 18:44:18 WIB 
Reporter : Oryza A. Wirawan 

Jember (beritajatim.com) - Petugas Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember irit senyum dan kurang ramah terhadap pasien. Ini berbeda dengan petugas rumah sakit swasta.

Demikian benang merah rapat dengar pendapat di Komisi D DPRD Jember dengan jajaran kepala RSD dr. Soebandi dan Dinas Kesehatan Jember, Rabu (21/9/2011). Rapat digelar karena banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan di rumah sakit milik pemerintah itu.

Anggota Komisi D dari Partai Amanat Nasional, Abdul Ghafur, mengatakan, dari sisi kelengkapan fasilitas, RSD dr. Soebandi lebih lengkap dibandingkan rumah sakit swasta di Jember. "Namun masyarakat menilai, pelayanan di dr. Soebandi kurang sapaan," katanya.

Anggota Komisi D membandingkan dr. Soebandi dengan RS milik pemerintah di Jogjakarta. Di sana, para pegawai dan petugas medis dilatih untuk tersenyum. Mereka diajarkan keikhlasan untuk bersikap melayani pasien dalam kondisi apapun.

Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik RSD Jember, Arief Setyoargo, mengakui kelemahan rumah sakit yang dipimpinnya dalam bidang pelayanan. Namun itu semua tak lepas dari kondisi sumber daya manusia di rumah sakit tersebut.

Ada keterbatasan jumlah sumber daya di RS dr. Soebandi dibandingkan dengan tingginya angka pasien yang harus dilayani. Keletihan akhirnya berpengaruh terhadap psikologi petugas.

Untuk melatih sumber daya tersebut, RSD dr. Soebandi tak memiliki dana yang cukup. "Dana di Soebandi diprioritaskan untik operasional. Anggaran untuk SDM terbatas. Kita punya alat canggih, tapi anggaran terbatas. Butuh dukungan peningkatan SDM, baik dari sisi skill maupun profil, seperti keramahtamahan melayani pasien, sikap, dan lain sebagainya. Itu kan butuh biaya," kata Arief.

RSD dr. Soebandi sudah melatih profil pegawai untuk tersenyum dan bersikap ramah hingga tiga kali. "Tapi itu kan harus dijaga dengan budaya kerja. Sistim itu harus dipertahankan. Untuk ini kan butuh juga kegiatan latihan rutin untuk mengingatkan bersikap menerima pasien lebih baik," kata Arief.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan Indonesia Raya, Bukri, meminta agar masalah anggaran tidak dijadikan alasan sulitnya perbaikan pelayanan. "Harapan kami: harus tegas. Ke depan harus ada perubahan perilaku, sehingga tak ada keluhan dari masyarakat terkait senyum," katanya.

Bukri prihatin mendengar cerita soal pasien yang akan melahirkan mendapat perkataan keras dari pegawai RSD. "Ini pasien grogi, masa harus dibentak," katanya. [wir]

Source : beritajatim

| Free Bussines? |

No comments:

Post a Comment